System

Asal Muasal Sukabumi, Kota Ini Ternyata Pernah Jadi Tempat Pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir

"Sukabumi berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti Soeka (kesukaan dan kebahagiaan) Boemi (Bumi dan tanah) "

2 min read

Sukabumi merupakan Kabupaten salah satu daerah di Jawa Barat yang menjadi terluas kedua di pulau Jawa Setelah Kabupaten Banyuwangi. Banyak makna dan sejarah yang tercermin dari Sukabumi. Berikut ini diantaranya;

Sejarah Sukabumi dalam artikel singkat ini penting untuk dibaca oleh generasi muda, karen sebagaiman pepatah Bung Karno baha bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu akan sejarah bangsanya.

Dikutip dari kdp.sukabumikota.go.id Sukabumi asal katanya dari Soeka Boemi. Nama ini kali pertama dikenalkan oleh Andries Christoffel Johannes de Wilde, pada 13 Januari 1815.

Andries merupakan tokoh kolonial Belanda yang ada di Sukabumi. Ketertarikannya pada daerah ini yaitu karena cocok jadi lahan perkebunan.

Sukabumi berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti Soeka (kesukaan dan kebahagiaan) Boemi (Bumi dan tanah) jadi Sukabumi memiliki arti tanah yang disukai atau disenangi.

Kota yang diperingati pada 1 Oktober ini, Soekaboemi adalah Cikole namun Andries Christoffel Johannes de Wilde, meminta temannya yang bernama Pieter Engelhard untuk menggantinya.

Andries Christoffel Johannes de Wilde merupakan pemilik perkebunan kopi dan teh yang rumahnya sekarang digunakan untuk pemerintahan Kabupaten Bandung.

Kemudian pada tahun 1709 Gubernur Van Riebek menanam pohon kopi di daerah Cianjur, Bogor dan Sukabumi, dan mengadakan inspeksi di kebun kopi di Cianjur, Bogor, Jogjogan, Pondok Kopi dan Gunung Guruh Sukabumi.

Karena alasan inilah, di kota ini dibangun jalur kereta api yang menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg serta Batavia di barat dan Ibu Kota Priangan dan Bandung di Timur.

De Wilde saat itu menjabat sebagai pembantu Gubernur Jenderal Daendels dan sebagai tuan tanah Jasinga Bogor.

Kemduian De Wilde membeli tanah di Sukabumi pada 25 Januari 1813 yang berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango, Sungai Cimandiri di Selatan dan Karesidenan Jakarta dan Banten di sebelah Timur Sungai Cikupa dengan harga 58 ringgit Spanyol.

Pada 1 April 1914, Belanda menjadikan Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan alasan bahwa Kabupaten ini merupakan pemukiman orang Belanda dan Eropa. Mereka adalah pemilik perkebunan dan harus mendapat layanan istimewa.

Pada tahun 1926 Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester, dan pada masa itulah dibangun Stasiun Kereta Api, Masjid Agung, Gereja Kristen, Pembangkit Listrik, Gardu Induk, Sekolah Polisi, dan lain sebagainya.

Pada akhir penjajahan Belanda, Sukabumi menjadi tempat pengasingan Bung Hatta dan 2 orang lainnya yaitu tjipto Mangoenkoesoemo dan Sutan Syahrir.

Pada mulanya Sukabumi menjadi tempat bertemu Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir dengan Jepang untuk membahas Belanda namun ironisnya mereka berdua malah dijadikan tahanan Kabupaten.

Seiring Berjalannya waktu akhirnya Sukabumi pun menjadi sejahtera dan merdeka dari penjajahan.

Salah satu tokoh agama terkemuka juga lahir di Kota ini yakni KH Ahmad Sanusi yang ditetapkan sebagai pahlawan Nasional oleh pemerintan Republik Indonesia pada tahun 2022 lalu. 

Dalam sejarahnya, ia dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan. KH Ahmad Sanusi juga menjadi salah satu perwakilan di sidang BPUPKI yang cukup vokal pada masa itu.

Itulah sepenggal sejarah singkat Sukabumi yang dapat disampaikan semoga bermanfaat. ***